Rabu, 19 Mei 2010

AYAHKU HEBAT

Ini bukan judul sebuah acara televisi, juga bukan cacatan Autobiographi, namun sebuah catatan seorang anak yang bangga akan kasih sayang dan semangat seorang ayah.

Ketika usia saya waktu itu 15 tahun dan ayahku berusia kira kira 80an, saya mempunyai ayah yang sehat,kuat dan memiliki semangat yg tidak ada bandingnya, seorang laki-laki tua yang selalu bergerak dan ceria, usia yang bagi sebagian orang sangat bermasalah, namun tidak bagi ayahku.

Selain memiliki visi yg jauh kedepan juga tak pernah menjadi masalah bagi siapapun, dengan pengetahuan yang didapat dari kitab suci yang ia yakini kebenaran dan kesuciannya ia jalankan dengan konsisiten.

Kehadirannya membuat kami menjadi nyaman dan tentram juga sekaligus bangga, bukan karena kehebatannya atau materi yg ia miliki.
Suatu hari saya menemaninya bertani dan Dia saat itu menanam pohon kelapa dan mangga di tanah yang sangat kering yang mempunyai usia yang sangat panjang untuk dapat menghasilkan buahnya , memang tidak terlihat istimewa namun mengingat usianya yang sudah sepuh ia tetap melakukannya, memang bertani adalah kegiatan yang Dia lakukan, setelah pensiun setelah 30 tahun menjadi kepala desa.

Kebetulan kebun kami berada tepat di pinggir jalan desa sehingga banyak orang yang hilir mudik lewat, dan ada beberapa orang yang mencoba rasa penasaranya lalu bertanya,
" Bapak apa bapak tidak salah seharusnya bapak menanam pohon yang bisa cepat di panen dibanding pohon itu, apalagi usia bapak yang telah sepuh,atau bapak beristirahat menikmati masa tua bapak dengan istirahat, karena belum tentu bapak bisa memetik hasilnya,!! kata mereka.

Dengan pandangan yang penuh misteri, lalu ayahku menjawab dengan ringan dengan expresi yg penuh kebijaksanaan.

" Apa yang anda bilang benar sekali adanya, namun jika saya hanya berpikir untuk seperti itu saya setuju dengan pendapat anda, tapi yg saya lakukan saya, tidak didasari pikiran untuk pribadi saya tapi saya memiliki masa depan yaitu anak dan keturunan saya seprti anak saya ini, karena ini sebagian bukti rasa cinta saya terhadap mereka karena saya tidak bisa mempersembahkan sesuatu yang Istimewa buat mereka, dan saya hanya bisa ajarkan bagai mana mereka belajar tentang kesetiaan, pengabdian ,melindungi dan harapan dengan apa yng saya tamana, walau saya yakin bahwa ketika pohon ini tumbuh & berbuah saya sudah tidak ada lagi !!.

Itulah kalimat Motivasi yang pertama kali saya dengar dari seorang ayah yang selalu membuat saya bangga, dan tak saya tak pernah menyesal untuk menjadi bagian dari hidupnya, sederhana, cerdas dan berjiwa besar.

Optimisme itu benar benar telah menjalar kedalam jiwa saya hingga dalam perjalanan hidup saya sangat berpengaruh , Inspirasi, motivasi dan selalu bersyukur dengan apa yang didapatdi dasari oleh cinta dan semangat untuk saling membahagiakan yang tak pernah mati, sebab sekecil apapun peran yang bisa dilakukan, teramat besar artinya jika dijadikan bagi sebuah pemaknaan bentuk cinta yang sebenarnya.

Tak ada tuntutan,dan tendensi apapun dalam berbuat namun penuh dengan harapan besar agar siapapun yang Dia cintai BAHAGIA.

Sampai saat ini memori itu tertanam dalam jiwa raga saya, bahwa suatu kebaikan dilakukan dengan semangat tanpa pamrih akan membekas dan dapat diwariskan.

Sebuah pemahaman Agama jika dilakukan dengan sebenarnya sesuai tujuan yang suci akan membuat hidup terasa berharga untuk di sia siakan..

wa Allahu Alam (JV)

by : Jovino Hidayat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar